Kamis, 27 Agustus 2015

NILAI SEJARAH DAN FILOSOPIS SULING (SERULING)

Sebutan “seruling” yang dikenal umum di Indonesia pada dasarnya berasal dari kata “Suling” yang memiliki makna sebagai berikut:

Dalam bahasa Dwipantara (Indonesia kuno) kata “Su” mengandung arti “benar” sedangkan kata “ling” merupakan kependekan dari kata “La-Hyang” yang artinya; La = “ketentuan” sedangkan Hyang = “pemimpin”. Jadi arti kata Suling yang seutuhnya adalah “ketentuan dari para pemimpin yang benar” atau “ketentuan yang memimpin pada kebenaran”. 
Setelah terjadi evolusi bahasa yang berlangsung selama ratusan tahun maka kata Su-La-Hyang berubah menjadi Su-Ling dan kata “Ling” di sini menjadi kependekan dari kata “eling”, dengan demikian kata Su-Ling telah berubah makna menjadi “eling sangkan bener” (mawas diri demi kebenaran).

Bentuk Suling pada dasarnya merupakan perumpamaan, penggambaran atau asosiasi dari sosok manusia Dwipantara yang menggunakan ikat kepala.

Filosofi tentang mahluk manusia bagi bangsa Dwipantara adalah sosok yang mempunyai 6 ‘lubang’ kehidupan (hirup-hurip) yaitu : Mata, Hidung, Mulut, Telinga, Alat Kelamin serta Anus.

Ke 6 lubang itu tidak ada yang buruk walaupun salah satunya hanyalah lubang pembuangan ampas (kotoran). Semua lubang adalah bagian penting yang tidak dapat terpisahkan dan semua lubang harus diatur oleh disiplin kehidupan (adab). Manusia harus tahu kapan waktu membuka dan kapan waktunya menutup, kapan waktunya memasukan dan kapan waktu membuang. Semua diatur oleh nilai-nilai beradab yang tidak boleh dilanggar demi mencapai “hirup nu hurip” (bahagia, tentram dan damai) itulah pengertian atas “manusia beradab” bagi bangsa Dwipantara.

Sesungguhnya nilai yang terkandung dalam ‘permainan’ suling mirip bahkan serupa dengan konsep “keris manjing sarangka atau nga raga sukma” yaitu berpadunya kiri dan kanan/atas dan bawah, tidak ada lengan baik atau lengan buruk, yang ada adalah kesatuan memanunggalnya dunia kiri dan dunia kanan di dalam hirup (tarikan nafas, hidup). Pengaturan nafas (masuk dan buang) merupakan pengejawantahan dari konsep penataan hidup, disiplin, mawas diri dan sadar atas keterikatan diri (hirup) dengan renghap (nafas).

Maka, ketika kanan dan kiri secara berpasangan memainkan irama kehidupan lahirlah suatu gelombang suara yang penuh perhitungan dan perasaan, hal ini merupakan konsep harmoni yang serupa dengan tata keseimbangan alam, jiwa dan raga, langit dan bumi, air dan api, baik dan buruk (yin-yang, swastika, merah-putih, nagara-nagari, Nagara Kartagama).


Tiga jari tangan (baik kanan dan kiri) yang mengatur nada pada lubang suling merupakan simbol Trisula (Tri-Su-La) artinya “tiga ketentuan yang benar”. Seperti pada uraian di atas, bahwa kata Suling berasal dari Su-La-Hyang maka siapakah sesungguhnya yang dimaksud dengan Hyang? Untuk itu mau atau tidak, terpaksa kita harus menggali sejarah negeri sendiri (Indonesia atau Nusantara atau Dwipantara).

2 komentar:

  1. YUK BURUAN JOIN BERSAMA AGEN KARTU ONLINE ZOYA99.COM DAN RAIH JUTAAN RUPIAH SELAMA BERMAIN DISINI RASAKAN PELAYANAN TERBAIK DARI CS BERPENGALAMAN ZOYA99.COM BANYAK KEUNTUNGAN YANG TIDAK DI MILIKI DI SITUS LAIN
    * PROSES DEPO/WD YANG SUPER CEPAT
    * MIN DEPO/WD Rp.20.000
    * 7 GAME HANYA MENGGUNAKAN 1ID
    * BONUS ROLINGAN TERBESAR
    * BONUS REFERALL SEUMUR HIDUP
    * CS ONLINE 24 JAM
    * PERMAINAN FAIR PLAY NO ROBOT
    INFO LEBIH LENGKAP BISA LANGSUNG HUBUNGIN CS KAMI
    BBM: D8B82A86
    LINE: zoya_qq
    WA: +85515370075

    YUK DI BACA CERITA SEXNYA: http://69zoya.blogspot.com/2017/11/berawal-dari-sms-hingga-sex.html

    BalasHapus