Rabu, 12 Februari 2014

BHINNEKA TUNGGAL IKA



Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.

Sebagaimana Kita tahu, pada masa itu sungguhnya di wilayah Nusantara ini telah diketahui dengan terdapatnya beragam suku bangsa yang mendiami pulau jawa atau nusantara. Baik yang dianggap sebagai warga warga local ataupun juga para pendatang karena hubungan perdagangan.

Bahkan keberaneka ragaman kepercayaan dan keyakinan / agama yang tumbuh dimasyarakat pun pada saat itu telah ada. Jangankan perbedaan antara Keyakinan atas Syiwa dan Budha yang telah berkembang, pada masa itu. Pula keyakinan/kepercayaan para penduduk asli yang telah ada sebelum agama-agama besar tersebut berkembang baik di keraton maupun di masyarakat.

Kesadaran akan keaneka ragaman suku bangsa dan agama yang ada di wilayah nusantara, khususnya Jawa. Telah membutuhkan untuk diberlakukan tata aturan kenegaraan agar perbedaan-perbedaan tersebut tidaklah menjadi penghambat bagi jalannya roda social kemasyarakatan suatu bangsa. 

Kakawin ini Bhinekka Tunggal Ika istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.
Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini:
Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.


Terjemahan:
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

INDONESIA KINI


Mungkin tak banyak warga negeri ini yang tahu, berapa persisnya jumlah suku bangsa di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata hasil sensus penduduk terakhir, diketahui bahwa Indonesia terdiri dari 1.128 suku bangsa.

Tidak seperti poin sensus lainnya, guna mengetahui jumlah suku bangsa di Indonesia ini, BPS mengaku harus bekerja lebih ekstra. Petugas sensus harus bersentuhan dengan keberagaman suku dan adat istiadat di seluruh penjuru negeri ini.

Bahkan, petugas sensus pernah dikenakan hukum adat di Kalimantan Timur saat melakukan sensus. Karena dianggap menyalahi ketentuan adat, petugas sensus diwajibkan membayar denda. Denda adat itu wajib dibayar, padahal karena jumlahnya yang sangat besar, BPS dan Pemda pun tidak sanggup melunasinya.

Setiap saatnya, sensus penduduk yang dilakukan BPS akan terus dikembangkan untuk mengetahui hal-hal spesifik lainnya di Indonesia. Untuk itulah kiranya  BPS terus berupaya mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak, mulai dari kementerian hingga pemerintah daerah.
Perbedaan Agama dan Keyakinan, Perbedaan Suku Bangsa, Bagi Bangsa Ini bukanlah hal baru, bukan hal yang perlu diperdebatkan bagi bangsa ini. Karena perbedaan dari semenjak dahulu telah disadari sebagai salah satu bukti Ke-Maha Kuasaan Tuhan. Perbedaan adalah Anugrah yang harus disyukuri. (2014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar