Rabu, 12 Februari 2014

DISKUSI KUNO SYEKH SITI JENAR DAN KI AGENG PENGGING


Ini adalah diskusi spiritual tempo dulu antara kejawen dan islam yang disampaikan dua tokoh besar yaitu syeh siti jenar dan ki ageng kebo kenanga.

Inti pertanya’anya adalah..{dimanakah ALLAH itu ? ”}  Dan {dimanakah pintu kematian itu ?”}
Kangjeng Syeh Siti Jenar menanyakan kepada sahabat spiritualnya sekaligus sosok yg sudah dianggap sbg anaknya sendiri, yaitu Ki Ageng Pengging alias Ki Kebo Kenanga dengan menanyakan :

syeh siti jenar;
“Ana ing ngendi Allah ?” (Dimanakah Allah ?)

Ki ageng pengging;
Ki Ageng Pengging tersenyum, dia tidak menjawab namun malah melontarkan pertanyaan.
“Aneng ngendi dalaning Pati ?” (Dimanakah pintu kematian ?)

Keduanya terdiam, lantas tertawa bersama-sama….
Pertanyaan Kangjeng Syeh Siti Jenar, sebenarnya telah dijawab oleh Ki Ageng Pengging melalui sebuah pertanyaan. Kala Kangjeng Syeh Siti Jenar menanyakan DIMANAKAH ALLAH ?. Ki Ageng Pengging menjawab DIMANAKAH PINTU KEMATIAN ?
Pintu kematian tak lain ada dalam SANG HIDUP. Dari SANG HIDUP maka pintu kematian dan pintu kehidupan berada. ALLAH tak lain ada dalam SANG HIDUP/URIP. Karena ALLAH tak lain adalah HIDUP/URIP itu sendiri. Dan setiap makhluk merasakan HIDUP. Berarti ALLAH sebenarnya manunggal dengan seluruh makhluk.

Oleh karenanya keduanya lantas tertawa….
Dan manakala Kangjeng Syeh Siti Jenar kembali melontarkan pertanyaannya :
“Ana ing ngendi dununge URIP ?”(Dimanakah tempat SANG HIDUP ?)

Ki Ageng Pengging tersenyum dan menjawab :
“Ana ing galihing kangkung – Ana ing gigiring punglu – Ana ing tapaking kuntul anglayang – Ana ing susuhing angin ” (Berada dihatinya tumbuhan kangkung – Berada di sudut pelor/mimis – Berada di jejak burung bangau yang tengah terbang – Berada di tempat kediaman angin).

Dan kembali keduanya tertawa….hehehe..
Ada yang tahu tumbuhan kangkung ?. Tumbuhan Kangkung berlobang ditengahnya. Disanalah letak HIDUP.
Ada yang tahu sudut pelor/mimis yang buat ?. Sudut pelor/mimis yang bulat adalah semua bentuk tubuhnya. Disanalah letak HIDUP.
Ada yang tahu jejakn…kuntul mabur ?. di sanalah letak HIDUP.

Syeh Siti Jenar akhirnya memeluk Ki Ageng Pengging dengan penuh kecintaan luar biasa….

Tapi keduanya di eksekusi pemerintahan Demak Bintara dengan alasan MENYEBARKAN AJARAN SESAT dan HENDAK MENGADAKAN MAKAR KEPADA PEMERINTAHAN……

Konon ceritanya, keduanya menyempatkan waktu selama 3 hari untuk berdiskusi ttg pencapaian spiritualitas masing-masing. Kangjeng Syeh dengan Tasawuf Islam-nya sedangkan Ki Kebo Kenanga dengan ajaran Syiwa Buddha…Kangjeng Syeh bertandang ke Pengging, meninggalkan aktifitas mengajar para santri di Cirebon, dan Ki Ageng Pengging menyempatkan diri istirahat dari tugas-nya sebagai penguasa Pengging selama 3 hari….

Setelah tiga hari, mereka mendapatkan kesimpulan TAK ADA BEDA ISLAM DENGAN SYIWA BUDDHA. Dan diakhiri dengan membuat tumpeng Nasi Kuning sebagai simbol NING (HENING/ JERNIH)-nya Kesadaran Spiritual mereka yang sudah mencapai ranah universal. Yang masih belum mencapai ranah universal, sukanya ribut mulu, berebut kulit semata…

Sepenuhnya adalah simbolik. Maul Hayat : Air Hidup. Tirta Manikmaya : Air Pusat Illusi, siapakah pusat Illusi, tak lain adalah HIDUP. Mereguk Maul Hayat atau Tirta Manikmaya, artinya telah MEREGUK KESEJATIAN HAKIKAT SANG HIDUP/TUHAN/ALLAH

Makanya, dulu Kangjeng Sunan Kalijaga saat mewejangkan huruf Alif sebagai lambang TAUHID, KESATUAN SEMESTA, TIADA LAGI YANG LAIN DIDUNIA INI KECUALI ALLAH. Dan manakala Alif diberi garis atas (Fatkhah) maka bunyinya “A”. Jika dikasih garis …dibawah (Kashroh) maka bunyinya “I”, dan manakala diberi tanda seperti huruf sembilan diatas (Dlomah) maka bunyinya “U”. 

Kangjeng Sunan Kalijaga menjabarkan bahwa ALIF adalah TUHAN/ALLAH/URIP/SANG HIDUP. Tanda baca adalah makhluk-makhluk yang merupakan bagian dari TUHAN/ALLAH/URIP/SANG HIDUP. Jika tanda baca ini dirangkai maka akan berbunyi “A-I-U ” alias ” AKU IKI URIP (AKU INI HIDUP). Jadi makhluk-Nya pun sebenarnya adalah SANG HIDUP pula

2 komentar: